Friday, June 22, 2007

Si Rusdi

Jumat lalu (16/06/07) ada sales baru yang di tempatkan di BO (Branch Office) Bekasi. Dia Menggantikan Robert salesku yang sampai saat ini belum juga ada kabarnya. Saat pertama melihatya, aku bisa langsung akrab dengannya. Alasannya sederhana, karena kami berdua adalah obyek kemarahan seniorku. Berbeda dari aku yang menunjukan sikap penuh perlawanan kepada seniorku, dia cuma diam lalu mengerutu di belakang. Mungkin dia tidak tega melawan seniorku, karena seniorku cewek. Beberapa hari harus'" berjibaku" dengannnya mengejar target penjualan M-Kios, membuatku semakin merasa dekat dengannya. Dia sering curhat padaku tentang betapa tidak sukanya dia ketika di pagi hari sudah harus di maki-maki oleh seniorku. Tentang istinya yang sekarang sedang hamil 2 bulan atau juga tentang Sales Counterku (SC) yang hingga sekarang tetap di piggirkan dari pergaulan di kantor -padahal dia 4 bulan lebih lama dariku di tempat ini-.
Hari-hari terakhir ini aku merasa sangat kasian pada Rusdi. Dia di jadikan Objek Perpeloncoan oleh sales-sales yang lain. Apalagi Angga sang sales yang di tunjuk jadi BM (Branch manajer) sementara. Angga Sering menyuruhnya ke kantor pusat yang ada di Sawah Besar (SB) tanpa peduli betapa capeknya Rusdi. padahal yang aku tau ke SB adalah tugas Angga. karena itu aku sering marah- marah melihat Angga seenaknya menyuruh Rusdi.
Tidak cukup dengan semua perpeloncoannya, Angga malah selalu memanggil Rusdi dengan nama ma'il katanya dia sama telminya dengan ma'il yang ada di OB-nya RCTI. sebagai seorang rekan kerja tentu saja aku tidak pernah membiarkan hal itu. Aku selalu marah-marah membela Rusdi, tapi anehya Rusdi selalu bilang " ga papa mbak Wi, gue ga papa kok." Dia selalu manut dengan apa yang dikatakan oleh sales lain. Aku saja yang melihat merasa tidak terima, tapi entahlah apa yang ada di otaknya sampai dia bisa sesabar itu?.
Ketika aku bertanya tentang kesabarannya dia cuma menjawab "masa-masa penuh amarah sudah lewat,mbak. Sekarang gue sudah menikah bahkan sebentar lagi jadi Ayah, masak sich gue tetap grusa-grusu." Jawaabnya sambil tertawa nyengir. Tinggalah aku tetap dengan rasa tidak tega yang selalu memenuhi ruang hatiku setiap kali melihatnya diperlakukan tidak adil oleh yang lain.

Sunday, June 10, 2007

inspirator

Aku

Ms. Maki

Hari ini (12/06/07) aku punya julukan baru. Ms. maki adalah nama yang tepat untukku. Biasanya orang senang memberi julukan pada orang lain dengan beberapa alasan. karena fisikya mungkin, mungkin logat atau juga karena kesukaanya pada barang tertentu. Sahabat dekatku sule' misalnya, karena kulitnya sangat hitam maka aku dan teman-teman yang lainnya memanggilnya Buthek - keruh dalam bahasa jawa-. juga kakak tingkat kesayanganku Ari. Dia sangat suka makan wortel dimanapun dia menemukan sayuran itu. karena itu hingga hari ini kami memanggilnya Ari kelinci. Beda dengan dua nama julukan di atas. aku mendapatkan nama Maki karena seharian ini aku sudah tidak tau lagi entah berapa orang yang sudah memaki aku. aku tidak tau, apa yang ada di benak mereka saat memaki aku, mungkin mereka berfikir mereka akan puas dengan memaki aku, atau mungkin juga mereka tidak menemukan sasaran yang tepat untuk di maki. Entahlah, yang jelas hari ini adalah hari yang benar-benar menjengkelkan buatku.
Makian pertama aku dapatkan dari kepala HRD-ku. dia memaki ketidaktauanku akan peraturan di kantor baruku. Ceritanya salah satu salesku sedang terkena masalah. Dia harus menganti uang kantor yang di pakainya untuk urusan pribadi tiga kali lipat. pagi ini dia datang ke kantor dan menyerahkan uang 550.000 padaku. Dia cuma nitip agar aku memberikan uang itu pada SPG-ku. Aku sama sekali tidak tau kalau uang itu sebenarnya harus langsung di serahkan ke HRD dan tentu saja Jumlahnya harus 1.650.000 atau 3x Lipat. HRD memaki keberanianku menerima uang yang sebenarya hanya titipan. aku yang merasa sangat bersalah hanya mampu bilang "maaf,pak. saya benar-benar tidak tau"."makanya cari tau" jawaban HRD-ku dengan sangat marah dan langsung membanting telponnya.
Makian kedua aku dapatkan dari senior adminku yang segera akan meninggalkan kantorku pada akhir juni ini. Saat alokasi pulsa M-Kios datang dan teryata jumlahnya sangat tidak sesuai dengan permintaan customer, dia 'mencak-mencak'. Dia memaki aku karena aku tidak tau harus melakukan apa. padahal dua minggu lagi aku sendiri yang harus mengerjakan semuanya. Sebenarnya bukan karena aku tidak mau belajar atau tidak ingin tau. lebih tepatnya aku tidak pernah di ajari. saat aku bertanya tentang apa saja jawabanya sangat nyantae."tenang,masih ada saya" akhinya beginilah, saat dia tau aku ga tau apa-apa dia dengan nyantaenya juga memaki aku.
Makian ketiga aku dapatkan dari customerku yang protes karena orderan M- kiosnya aku kurangi. Dia Order Simpati 10 sebanyak 30 unit. Tapi karena alokasi yang di kasih dari Telkomsel sangat sedkit dengan terpaksa dia hanya aku beri 5 unit. Sebenarnya bukan hanya dia yang dikurangi tapi juga customer lainnya. Tapi dia ga bisa terima dan memaki-maki aku. Capek dech...........
makian yang lain masih banyak. Tapi sepertinya hanya pantas aku sinpan di hati karena akan bikin orang kehilangan nafsu makan kalau aku terus menceritakannya.

Dewi tanpa Dewa

Dewi tanpa Dewa.
Tentu akan sangat kesepian. begitulah nama blog ini tercipta. Saat aku sangat-sangat ingin menulis di blog, tiba tiba saja aku harus pindah ke kantor cabang di Bekasi. jadilah aku harus berada jauh dari pangeranku. Seseorang yang bukan hanya berarti pacar buatku. tapi juga kakak lelakiku, sahabatku, guru menulisku, bahkan juga inspiratorku. ya. Dia adalah sumber dari banyak tulisan yang "lahir" dari tanganku. Karena itu aku merasa sangat kesepian karena tidak lagi bisa berada di dekatnya. Apalagi karena tugasnya sebagai seorang 'kuli tinta" sangatlah menyita konsentrasinya hingga tidak ada lagi waktu tersisa untuk aku. Jadilah hari hariku tanpa "dewa-ku" sangat hampa. Tak ada lagi lagi banyak tulisan yang tercipta seperti saat dia ada di dekatku. Dengan kesabaran dan kepintarannya dia bisa membuat aku selalu merasa tertantang untuk selalu bisa menulis lebih dari dia. Sayang sekali, di tempat baruku ini aku harus "kehilangan" sosoknya.
Dewi tanpa Dewa.
Aaaaaaaaaaaaaaah sangat hampa, sangat sepi, sangat apalagi ya? pokokmen ga ada lagi banyak cerita.